Setelah ajaran Buddha dikenal kembali di bumi Indonesia, kebutuhan akan adanya tenaga pembina dan pengurus yang benar-benar mendalami Dharma menjadi semakin meningkat. Berkejaran dengan waktu, berbagai upaya pendidikan formal, nonformal, dan informal diadakan untuk melahirkan tenaga-tenaga baru maupun untuk meng-upgrade tenaga-tenaga yang telah ada.
Salah satu di antara berbagai upaya itu adalah penyelenggaraan Sekolah Tinggi Ilmu Agama Buddha (STIAB) Jinarakkhita di Bandar Lampung yang didirikan oleh Yayasan Buddhayana Vidyalaya. Lewat STIAB Jinarakkhita ini diharapkan para lulusan SMA atau SMK yang terutama berasal dari 150 (seratus lima puluh) wihara di Provinsi Lampung akan dapat dididik menjadi guru agama Buddha, dharmaduta, pandita, pegawai Departemen Agama, maupun tenaga full-timer kantor sekretariat MBI (Majelis Buddhayana Indonesia) di berbagai daerah.
Sebagai perguruan tinggi agama Buddha yang masih baru, saat ini STIAB Jinarakkhita tentunya masih dalam masa-masa perjuangan berat untuk dapat benar-benar eksis. STIAB Jinarakkhita masih belum memiliki kampus yang memadai. Gedung perkuliahan yang selama ini digunakan bukanlah milik sendiri.
Merupakan kebahagiaan tersendiri, bahwa STIAB Jinarakkhita akhirnya dapat memiliki tanah dengan luas tanah ± 14.343 m2 yang dihibahkan oleh seorang donatur yang bernama Bapak Soetomo (Afu). Beliau bercita-cita ingin menjadikan tempat tersebut sebagai pusat pendidikan, karena beliau turut prihatin dengan tingkat pendidikan khususnya di Lampung.
Tersedianya asrama selain merupakan kebutuhan bagi para mahasiswa yang berasal dari desa, juga akan menjadikan STIAB Jinarakkhita mampu melakukan pendidikan secara lebih utuh. Di luar jam perkuliahan, kehidupan spiritual dan nilai-nilai moral serta semangat gotong royong dapat terus ditanamkan.
Melalui proposal ini, kami memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada Bapak/Ibu untuk ikut serta menyatakan dukungannya bagi upaya peningkatan kemajuan agama dan umat Buddha di Indonesia, dalam hal ini khususnya yang berada di Provinsi Lampung.
Ke depan, dengan adanya sarana kampus STIAB Jinarakkhita sebagai modal awal, Yayasan Buddhayana Vidyalaya bercita-cita untuk mendirikan pula berbagai fakultas dan jurusan non-ilmu agama Buddha, sehingga akhirnya di provinsi Lampung umat Buddha akan dapat memiliki Universitas. Semua ini tentunya dalam rangka mencerdaskan umat Buddha pada khususnya dan Bangsa Indonesia pada umumnya, baik yang di desa maupun di kota.
Dengan bertambahnya jumlah umat Buddha yang berpendidikan tinggi, maka upaya-upaya penyebarluasan ajaran Buddha akan dapat terus dikembangkan sehingga pelayanan terhadap umat Buddha dan masyarakat akan semakin baik pula.
Mengingat kondisi gedung tersebut perlu direnovasi, maka Kuliah perdana STIAB Jinarakkhita yang dimulai pada tanggal 27 September 2004, Yayasan Buddhayana Vidyalaya meminjam tempat kepada Yayasan Boddhisattva Bandar Lampng untuk menggunakan Gedung SMU Boddhisattva di Jl. Setia budi No. 7 – 8 Kuripan Teluk Betung - Bandar Lampung selama 1 Tahun.
Pada tahun 2003 adalah tahun dimana para pemuda Buddhis yang tergabung dalam kepengurusan Sekber PMVBI Provinsi Lampung mulai aktif mendampingi para bhikshu terjun ke berbagai vihara yang ada di desa-desa. Secara tidak langsung kondisi pembinaan para pemuda Buddhis yang ada di desa-desa akhirnya menjadi perhatian utama dari para bhikshu.
Mengetahui bahwa tenaga guru agama Buddha maupun Dharmaduta yang masih kurang baik kuantitas maupun kualitasnya, maka di kalangan pemuda Buddhis lalu diadakanlah penataran-penataran untuk guru sekolah minggu maupun Dharmaduta. Namun dirasakan perlu adanya langkah-langkah pembinaan yang lebih baik lagi. Oleh karena itu kemudian dari Sangha Agung Indonesia memandang untuk Provinsi Lampung perlu diselenggarakan :
1. Program Latih Diri Pabbajja Samanera dan Upasika Atthangasila.
2. Sekolah Tinggi Ilmu Agama Buddha.
Keduanya kemudian memang diupayakan agar dapat direalisasikan dengan sebaik-baiknya.
Khusus mengenai Sekolah Tinggi Ilmu Agama Buddha, langkah awal adalah melihat terlebih dahulu potensi dalam hal tenaga pengajar. Nama-nama pengajar yang berdomisili di kota Lampung ternyata cukup banyak. Di samping itu para bhikkhu dan sarjana agama Buddha dari Jakarta maupun dari STIAB Smaratungga, Ampel, Boyolali juga telah menyatakan kesediaannya untuk datang mengajar di Lampung.
Diharapkan dengan adanya Sekolah Tinggi Ilmu Agama Buddha di Provinsi Lampung, sarjana agama Buddha yang akan menjadi guru agama Buddha untuk seluruh Provinsi Lampung akan dapat dipenuhi. Apalagi mengingat UU Sisdiknas mewajibkan siswa menerima pelajaran agama sesuai dengan agama yang dianutnya. Belum lagi kebutuhan akan guru sekolah minggu yang terdidik, untuk meningkatkan mutu sekolah minggu yang telah ada dan akan ada.
Sekolah Tinggi Ilmu Agama Buddha yang didirikan di Provinsi Lampung ini diberi nama “Jinarakkhita” yang berarti “yang dilindungi oleh Buddha”. Nama “Jinarakkhita” juga digunakan sekaligus untuk mengenang jasa-jasa dari Mendiang Y.A. Mahabhiksu Ashin Jinarakkhita (wafat 18 April 2002), yang telah membangkitkan kembali peran serta umat Buddha di negara Indonesia. Kecintaan beliau pada umat Buddha di Provinsi Lampung baik yang ada di kota maupun di desa, membuat beliau meminta agar jenazahnya dikremasikan di Provinsi Lampung.
Untuk mewujudkan STIAB Jinarakkhita, didirikanlah badan hukum berbentuk yayasan, yang diberi nama Yayasan Buddhayana Vidyalaya. Vidyalaya berasal kata dari “vidya” yang berarti “pengetahuan” dan “alaya” yang berarti “gudang”. Jadi Vidyalaya mempunyai arti Gudang Pengetahuan dengan Akta Notaris Vitta Nogosannyono, SH No.38 Tahun 2004 tanggal 19 Mei 2004. Setelah Yayasan Buddhayana Vidyalaya terbentuk Ketua Yayasan yaitu Iksan (Bhikshu Nyanamaitri) yang juga sebagai koordinator Sangha Agung Indonesia wilayah III sangat aktif menggalang berbagai potensi dan kekuatan sebagian tokoh-tokoh umat Buddha di Propinsi Lampung, Sehinga dalam waktu yang relatif singkat Yayasan Buddhayana Vidyalaya mendapat pinjaman tempat berupa 3 buah Rumah Toko (RUKO) di Jl. Ikan Hiu Blok A No.59 – 61 Teluk Betung – Bandar Lampung milik Ibu Tju Pauli Gunawan dan Bapak Drs. Thio Stefanus Sulistio.
Bertepatan dengan Dies Natalis Petama Sekolah Tinggi Ilmu Agama Buddha (STIAB) Jinarakkhita Bandar Lampung yang jatuh pada tanggal 27 Sepember 2005, kegiatan perkuliahan dan segala kegiatan administrasi sekolah dipindahkan dari Gedung SMU Boddhisattva ke Gedung Yayasan Buddhayana Vidyalaya di Jl. Ikan Hiu Blok A No.59 – 61 Teluk Betung – Bandar Lampung untuk jangka waktu sampai dengan 5 tahun ke depan.
Panitia pendirian STIAB Jinarakkhita dan seluruh komponen Yayasan Buddhayana Vidyalaya terus bekerja tanpa kenal lelah, mulai dari persiapan pendirian, pengurusan perijinan di tingkat propinsi maupun pengurusan Ijin Operasional dari Departemen Agama Pusat, sehingga Ijin Operasional STIAB Jinarakkhita dapat dikeluarkan sebagaimana tertuang dalam Surat Keputusan Dirjen Bimas Hindu dan Buddha Nomor : DJ.V/06/SK/2005 tangga 7 Februari 2005. Keluarnya ijin operasional STIAB Jinarakkhita ini juga atas dukungan moril dan peran aktif Bapak Sudhamek,AWS, SE, SH (Ketua Umum MBI Pusat) dalam mendukung berdirinya STIAB Jinarakkhita.
Sesuai dengan amanat Undang-Undang Republik Indonesia No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional telah dijabarkan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, STIAB Jinarakkhita sebagai bagian dari Pendidikan Tinggi di Indonesia, memikul tantangan yang sangat berat, dimana setiap Perguruan Tinggi harus memenuhi standar nasional baik dari segi sarana fisik maupun sarana non fisik dan administrasinya. Setiap Perguruan Tinggi harus memiliki bangunan dan areal kampus yang memadai dengan segala perlengkapan pendukungnya, untuk itulah Yayasan Buddhayana Vidyalaya sebagai penanggung jawab tertinggi STIAB Jinarakkhita terus berupaya untuk segera memiliki kampus sendiri, atas dukungan dari semua pihak sehingga Yayasan Buddhayana Vidyalaya dapat memiliki tanah yang dihibahkan oleh seorang donatur di Jalan Soekarno Hatta (Bay Pass) Kec. Panjang Kota Bandar Lampung, untuk dijadikan Kampus Utama STIAB Jinarakkhita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar